Sabtu, 26 April 2014

Definisi Dan Pengertian Tanah



A.    Pengertian Tanah
      1.      Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
      Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit(lapisan partikel halus).

      2.      Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.

     3.      Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)Kata Edaphos = bahan tanah subur.T anah adalah media tumbuh tanaman
Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
Kajian Pedologis
Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni.Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan IlmuUkur Tanah.


Kajian Edaphologis
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi,Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
Paduan antara Pedologis dan Edaphologis
Meliputi kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata GunaLahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
      4.      Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.

      5.      Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.

      6 .      Menurut Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.

      7.      Menurut Hilgard (ahli tanah dari Amerika)
Tanah adalah material lepas - lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.

      8.      Menurut Ramann
Tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat yang terdiri dari campuran material batuan dengan sisa - sisa bahan organik.

      9.      Menurut Jafee
Tanah adalah benda alam yang berlapis - lapis yang disusun dari mineral dan bahan organik, biasanya dalam keadaan lepas - lepas pada kedalaman yang macam - macam, morfologinya berbeda dengan material induknya yang terletak di bawahnya, berbeda - beda dengan sifat dan susunannya, sifat kimia, komposisi, dan sifat biologisnya.

      10.  Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempattumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan, maupun kehutanan.
Fungsi Tanah
1.        Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.        Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.        Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.
4.        Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.

B.     Tekstur Tanah
      Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
      Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas-kelas tekstur tanah. ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah tersebut, misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X) 32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur pasir.
      Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.



Tabel : Proporsi Fraksi menurut Kelas Tekstur Tanah
Kelas Tekstur Tanah
Proporsi (%) fraksi tanah

Pasir
Debu
Liat

1.      Pasir (Sandy)
85
15
10

2.      Pasir Berlempung (Loam Sandy)
70-90
30
15

3.      Lempung Berpasir (Sandy Loam)
40-87,5
50
20

4.      Lempung (Loam)
22,5-52,5
30-50
10-30

5.      Lempung Liat Berpasir  (Sandy-Clay-Loam)
45-80
30
20-37,5

6.      Lempung Liat berdebu (Sandy-silt loam)
20
40-70
27,5-40

7.      Lempung Berliat (Clay Loam)
20-45
15-52,5
27,5-40

8.      Lempung Berdebu (Silty Loam)
47,5
50-87,5
27,5

9.      Debu (Silt)
20
80
12,5

10.    Liat Berpasir (Sandy-Clay)
45-62,5
20
37,5-57,5

11.    Liat Berdebu (Silty-Clay)
20
40-60
40-60

12.    Liat (Clay)
45
40
40




Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
      1.      Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
2.      Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam Sandy).


3.      Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam). 
4.      Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).
5.      Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
6.      Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt). 

7.      Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk   gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)
8.      Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam). 

9.      Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).

10.  Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).

11.  Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).

12.  Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).

Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.

Perbedaan Tekstur Tanah
     1.      Kemampuan Fisik 
a.       Pasir = Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b.      Debu = Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat
c.       Liat = Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali

     2.      Kemampuan Kimia
a.       Pasir = Mineral yang paling umum kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b.      Debu = Mineral kuarsa (S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat pelapukan.
c.       Liat = Mineral sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil pelapukan mineral primer

     3.      Kemampuan Biologi
a.       Pasir = Ditentutak oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan
b.      Debu = Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)
c.       Liat = Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.



Faktor yang Mempengaruhi tekstur dan yang Dipengaruhi Tekstur.
Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
     1.      Klim
     2.      Bahan induk
     3.      Topografi
     4.      Waktu
     5.      Organisme
Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
     1.      Kemampuan tanah memegang dan menyimpan air
     2.      Aerasi, serta permeabilitas 
     3.      Kapasitas tukar kation
     4.      Kesuburan tanah. 
     5.      Infiltrasi 
     6.      Laju pergerakan air (perkolasi)

C.     Struktur Tanah
      Struktur tanah terbentuk melalui Agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah.Struktur tanah juga menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air,udara,akar tumbuhan,dan organisme tanah.Beberapa jenis struktur tanah adalah remah,butir(granular), lempeng, balok,prismatik, dan tiang.
      Pembagian jenis tanah yang dilakukan oleh para ilmuan ada berbagai macam.Berikut ini adalah beberapa jenis tanah berdasarkan USDA(United States Department of Agriculture):
     1.      Entisols,adalah tanah yang terbentuk dari sedimen vulkanik serta batuan kapur & metamorf.
      2.      Histosols,adalah tanah yang terbentuk dari pembusukkan jaringan tanaman sehingga  mengandung banyak bahan organik.
 3.
      Inceptisols,adalah tanah mineral yang usianya masih muda.
      4.      Verticols,adalah tanah mineral dengan warna abu kehitaman, mengandung lempung 30 % banyak terdapat di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation.
     5.      Oxisols,adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga kandungan zat hara sedikit sementara kandungan alumunium dan besi tinggi.
       6.      Andisols,adalah tanah berwarna gelap yang terbentuk dari endapan vulkanik
  7.
      Mollisols,adalah tanah mineral yang serupa dgn tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
  8.
      Ultisols,adalah tanah yang berwarna kuning-merah yang telah mengalami pencucian.

Macam-macam struktur tanah
     1.      Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A.

2.      Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.

3.      Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).

4.      Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

Lapisan Tanah

Keterangan:
O :    Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
A :    Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap
E :    Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang
B : Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).
C :    Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan
R :    Bahan Induk tanah 

D.    Komponen Tanah
4 komponen penyusun tanah :
         1.      Bahan Padatan berupa bahan mineral
         2.      Bahan Padatan berupa bahan organik
         3.      Air 
         4.      Udara
Bahan tanah tersebut rata-rata 50% bahan padatan (45% bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara.
      Keempat penyusun saling keterkaitan sehingga sukar dipisahkan satu sama lain. Susunan isi lapisan bawah dapat diduga akan berbeda dari lapisan olah. Dibandingkan dengan lapisan olah, lapisan bawah mengandung lebih sedikit bahan organik dan berpersentasi pori kecil lebih tinggi. Ini berarti mengandung lebih banyak mineral dan air.
E.     Air dan Larutan Tanah
Air Tanah
      Air dalam tanah merupakan komponen yang penting bagi kehidupan tumbuhan  yang tumbuh di atasnya. Di dalam air tanah biasanya terlarut banyak mineral dan senyawa lainnya, yang keseluruhannya disebut larutan tanah dan merupakan sumber nutrisi bagi tumbuhan.
      Tanah pada kedalaman tertentu selalu dipenuhi oleh air yang disebut dengan air tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam.Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembentukan tanah. Melalui profil kedalamnan tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan lainnya.
      Keberadaan air di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air (impermeable layers) atau adanya drainase tanah yang buruk (poor drainage). Bila air tersedia dalam keadaan cukup maka pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan berlangsung secara optimal bahkan maksimal. Namun bila air kelebihan atau sebaliknya kekurangan akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman atau organisme yang diusahakan pada umumnya. Ketersediaan air di tanah dapat berasal dari curah hujan, irigasi, tingginya kemampuan menahan air, besarnya penguapan langsung melalui tanah dan Vegetasi (evapotranspirasi) dan tingginya muka air tanah. Bagi organisme atau tumbuhan air mempunyai fungsi antara lain sebagai bahan dasar tanaman (protoplasma terdiri dari air), sebagai bahan dasar pembentuk karbohidrat, lemak dan protein dalam metabolisme yang berlangsung pada jaringan tanaman, serta sebagai pelarut unsur hara. Tanaman dapat mengambil unsur hara dari tanah bila unsur hara tersebut terlarut dalam larutan tanah (Rahim, 2011).
Menurut Majid (2011) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
      1.      Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
      2.      Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
Larutan Tanah
      Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori-pori tanah. Larutan ini mengandung ion-ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Di antaranya terdapat juga ion-ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium. Larutan tanah identik dengan larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.
      Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah bawah. Sering kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman. Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah berbahaya bagi tanaman.
      F.      Pengukuran Tanah
      Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Pengukuran tanah adalah konsep umum yang menjelaskan teori dan penerapan pengukuran bentang alam. Pengukuran tanah adalah unsur kualitatif yang utuh dari survey.
Dari penjelasan di atas semoga para pembaca bisa memahami lebih jauh lagi mengenai pengertian tanah.




Daftar Pustaka
Hanafiah, K.A. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers.

Mustafa, Muslimin. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Nurmala, Tati, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Sartohadi, junun. Jamulya. Sari Dewi Nurindah 2012, Pengantar Geografi Tanah . Yogyakarta: Pustaka Pelajar

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar